Menyepuh Rindu

suara lonceng di pintu gerai kelontong,
merobek hening pagi metropolitan,
membuka tirai hari,
mengiringi surya menyembul di balik perbukitan,
beratus-ratus meter jauh disana

trotoar setapak membuat bunyi bersama pantofel mengilap habis disemir,
bergemeletuk di bawah kaki-kaki jenjang berlalu-lalang,
jas-jas kaku juga dasi kupu-kupu,
bergerak bersama jiwa-jiwa amat terencana,
menyibuk diri,
menyepuh rindu

abai suasana hati,
debu-debu sudah teramat menyesakkan paru,
untuk apa gerangan menumbuh sesak yang baru,
membayang-bayang rupa,mengandai-andai masa depan,
menyesali keputusan,
menyelami perasaan payah,
mengingat kisah suka berujung duka,
menutup mata akan cita di pelupuk mata,
berlarian dalam lorong gelap tak berujung teramat jauh di belakang sana

langkah-langkah menyibuk diri,
upaya melepas ego yang terus berkelana di masa lalu,
menutup hati,
memori,
sunyi,
menyepuh rindu

menyepuh kelebat-kelebat yang menyakitkan,
memulai lagi-lagi-lagi tuk usaikan perjalanan,
berganti haluan,
meski tameng hati kian memias,
guncangan yang mendahsyat saban harinya

Komentar